Sabtu, 21 September 2013

putih abu-abu "awal cerita"


Wawan itulah nama pangilanya dia merupakan salah satu siswa di SMA ternama di kota Jogja. awal cerita ini dimulai dari saat Wawan masuk di SMA tersebut. Setelah lulus sekolah menengah pertama, atas saran dari keluarganya Wawan memutuskan untuk mendaftar di SMA tersebut. Nilai ujian nasional Wawan cukup memuaskan dengan nilai rata-rata 9. Setelah melakukan pendaftaran melalui system online Wawan akhirnya diterima di SMA tersebut. Akhirnya setelah berapa hari dari pengumuman pendaftaran dimulailah registrasi ulang yang mewajibkan tiap siswa untuk mengambil bahan sragam sekolah dan melihat pengumuman MOS (masa orientasi siswa). Setelah beberapa hari dari registrasi ulang dimulailah pra-MOS, kegiatan tersebut merupakan pembekalan sebelum MOS dimulai. Wawan belum mengenal satu sama lain ia  hanya mengenal teman-teman smpnya yang masuk sana. Sebelum berangkat pra-MOS Wawan janjian dengan salah satu temanya yang bernama Agung, “Gung ameh bareng po langsung ketemu neng SMA wae” sms Wawan kepada Agung. Dia pun membalas “langsung ketemu neng kana wae bro”. 

Ternyata Wawan dan Agung satu kelas di X-3, dan satu persatu mengenalkan diri termasuk Wawan. Saat masuk pra-MOS ada kakak-kakak yang memakai pin hijau di lengan kanannya, mereka jelaskan tugas untuk Masa Orientasi Siswa. Ternyata tugas yang diberiakan banyak sekali mulai dari membuat nametag, kepangan tali raffia warna-warni, nama pungung, buku tandatangan, buku catatan MOS dll. Semua tugas tersebut meiliki ukuran dan aturan yang telah ditetapkan oleh panitia MOS. Setelah kakak-kakak berpin hijau itu menjelaskan tetang tugas-tugasnya tiba-tiba pintu kelas digedor lalu masuklah 2 orang dengan pin merah di lengan kananya, dengan nada tinggi mereka teriak-teriak sampai satu kelas itu terdiam. Mereka memperkenalkan diri sebagai Tatib yang kataya sih penegak tata tertib. Saat itu Agung teman Wawan memiliki rambut panjang dan dicat pirang, langsung Agung kena semprot dari salah satu Tatib “hei kamu! Yang berambut pirang nantang kah, mau jadi preman disini!” Agung pun terdiam. Masuknya orang berpin merah itu membuat seisi kelas kaget termasuk Wawan. Setelah itu masuklah seluruh panitia MOS ketiap kelas dan mereka memperkenalkan diri satu persatu. Banyak aturan yang ditentukan selain tugas segunung salah satunya adalah memotong rambut dengan panjang maksimal 1 cm, bersepatu hitam legam, tak boleh memakai montor saat MOS dll.

Hari pertama MOS pun dimulai, Wawan berangkat dari jam setengah enam karena setiap siswa diwajibkan untuk memasuki gerbang sekolah depan sebelum jam enam pagi, memang disekolah Wawan ada dua gerbang sebelum memasuki komplek kelas. Wawan dan teman-temanya kelihatan pucat karena malamnya begadang untuk mengerjakan tugas tersebut. Sebelum memasuki gerbang ke-2 diwajibkan bagi para siswa baru untuk membentuk sebuah kelompok berangotakan 5 orang dan harus kenal satu sama lain. Wawan akhirnya dapat kelompok sebagai syarat masuk, sebelum mereka masuk terlebih dahulu dibariskan oleh panitia dan kasih beberapa pertanyaan didepan gerbang ke-2. Saat itu Tatib bertanya kepada Wawan “siapa nama ketua panitia MOS?”, Wawan pun menjawab “Dika” lalu sang Tatib langsung menyambar dengan kata-kata “Dika dika emang ADIMU po”. Akhirnya setelah dicerca beberapa pertanyaan kelompok si Wawan dapat memasuki gerbang ke-2. Saat itu juga ada teman satu angkatannya yang memakai motor kesekolah, ia pun langsung kena sidak para Tatib. Wawan pulang MOS jam 14.00, tetapi masih ada tugas baru lagi untuk hari selanjutnya.

Akhirnya setelah 3 hari dengan aktivitas yang hampir sama MOS pun berakhir, dengan mental dan tenaga yang terkuras, tetapi ini baru permulaan tunggu kisah selanjutnya dari cerita si Wawan.


coba nulis dari awal

lama tak membuka blog ini, entah mengapa aku tertarik untuk menulis setelah aku melihat blog seseorang. walaupun blog ini tak ada pengikutnya tak masal toh cuma sekedar selingan. okey kita mulai dari awal. sebagaimana anak tk belajar untuk membaca dan menulis :))