Wawan itulah nama pangilanya dia merupakan salah
satu siswa di SMA ternama di kota Jogja. awal cerita ini dimulai dari saat Wawan
masuk di SMA tersebut. Setelah lulus sekolah menengah pertama, atas saran dari
keluarganya Wawan memutuskan untuk mendaftar di SMA tersebut. Nilai ujian
nasional Wawan cukup memuaskan dengan nilai rata-rata 9. Setelah melakukan
pendaftaran melalui system online Wawan akhirnya diterima di SMA tersebut. Akhirnya
setelah berapa hari dari pengumuman pendaftaran dimulailah registrasi ulang yang
mewajibkan tiap siswa untuk mengambil bahan sragam sekolah dan melihat pengumuman
MOS (masa orientasi siswa). Setelah beberapa hari dari registrasi ulang
dimulailah pra-MOS, kegiatan tersebut merupakan pembekalan sebelum MOS dimulai.
Wawan belum mengenal satu sama lain ia
hanya mengenal teman-teman smpnya yang masuk sana. Sebelum berangkat pra-MOS
Wawan janjian dengan salah satu temanya yang bernama Agung, “Gung ameh bareng
po langsung ketemu neng SMA wae” sms Wawan kepada Agung. Dia pun membalas “langsung
ketemu neng kana wae bro”.
Ternyata Wawan dan Agung satu kelas di X-3, dan
satu persatu mengenalkan diri termasuk Wawan. Saat masuk pra-MOS ada kakak-kakak
yang memakai pin hijau di lengan kanannya, mereka jelaskan tugas untuk Masa
Orientasi Siswa. Ternyata tugas yang diberiakan banyak sekali mulai dari
membuat nametag, kepangan tali raffia warna-warni, nama pungung, buku
tandatangan, buku catatan MOS dll. Semua tugas tersebut meiliki ukuran dan
aturan yang telah ditetapkan oleh panitia MOS. Setelah kakak-kakak berpin hijau
itu menjelaskan tetang tugas-tugasnya tiba-tiba pintu kelas digedor lalu
masuklah 2 orang dengan pin merah di lengan kananya, dengan nada tinggi mereka
teriak-teriak sampai satu kelas itu terdiam. Mereka memperkenalkan diri sebagai
Tatib yang kataya sih penegak tata tertib. Saat itu Agung teman Wawan memiliki
rambut panjang dan dicat pirang, langsung Agung kena semprot dari salah satu Tatib
“hei kamu! Yang berambut pirang nantang kah, mau jadi preman disini!” Agung pun
terdiam. Masuknya orang berpin merah itu membuat seisi kelas kaget termasuk Wawan.
Setelah itu masuklah seluruh panitia MOS ketiap kelas dan mereka memperkenalkan
diri satu persatu. Banyak aturan yang ditentukan selain tugas segunung salah
satunya adalah memotong rambut dengan panjang maksimal 1 cm, bersepatu hitam
legam, tak boleh memakai montor saat MOS dll.
Hari pertama MOS pun dimulai, Wawan berangkat
dari jam setengah enam karena setiap siswa diwajibkan untuk memasuki gerbang
sekolah depan sebelum jam enam pagi, memang disekolah Wawan ada dua gerbang
sebelum memasuki komplek kelas. Wawan dan teman-temanya kelihatan pucat karena
malamnya begadang untuk mengerjakan tugas tersebut. Sebelum memasuki gerbang
ke-2 diwajibkan bagi para siswa baru untuk membentuk sebuah kelompok
berangotakan 5 orang dan harus kenal satu sama lain. Wawan akhirnya dapat
kelompok sebagai syarat masuk, sebelum mereka masuk terlebih dahulu dibariskan
oleh panitia dan kasih beberapa pertanyaan didepan gerbang ke-2. Saat itu Tatib
bertanya kepada Wawan “siapa nama ketua panitia MOS?”, Wawan pun menjawab “Dika”
lalu sang Tatib langsung menyambar dengan kata-kata “Dika dika emang ADIMU po”.
Akhirnya setelah dicerca beberapa pertanyaan kelompok si Wawan dapat memasuki
gerbang ke-2. Saat itu juga ada teman satu angkatannya yang memakai motor
kesekolah, ia pun langsung kena sidak para Tatib. Wawan pulang MOS jam 14.00, tetapi masih ada tugas baru lagi untuk hari selanjutnya.
Akhirnya
setelah 3 hari dengan aktivitas yang hampir sama MOS pun berakhir, dengan mental dan tenaga yang terkuras, tetapi ini baru permulaan tunggu kisah selanjutnya dari cerita
si Wawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar